Misteri Bumi Dan Kesadaran Kepemimpinan

Misteri Bumi - Para ilmuwan mengatakan bentuk bumi bulat. Ilmuwan lain membantah bumi itu datar,  mereka dan para pendukungnya lebih dikenal dengan pemahaman flat earth. Isu ini ramai di sosial media. Dengan kedua pendukungnya yang saling debat dan adu argumentasi.  Dua pendapat yang (mungkin) bisa diterima untuk didiskusikan, bagi kita yang awam ini.  Yang  pemahaman dan keilmuan kita masih sangat terbatas.

Tulisan ini tidak bermaksud mempertajam tema perdebatan diatas.  Diskursus tentang bumi datar menarik dicermati,  disimak dan diikuti untuk diambil berbagai hikmah didalamnya,  dan sebagai bekal penting bagi lembaga pendidikan Islam dalam merancang visi kependidikan dan kepengajaran ke depannya.

Kedua pendapat tentang bumi, sama-sama memiliki dasar teori dan argumentasi.  Juga sama-sama dilandasi oleh ayat-ayat suci.  Namun bukan ayat sucinya yang kontroversi,  tapi akal yang tak menyanggupi.  Terlepas dari teori bumi datar benar atau salah, ini membuktikan kelemahan manusia dan kegagalan akal dalam memahami,  menyelami,  mempelajari,  meneliti, dan mengurai sebuah teori.  Kegagalan manusia dalam membuat relasi.  Relasi antara ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat qauliyah. 

Karena,  jika ditemukan dua ayat suci yang seolah tidak berkesesuaian sesungguhnya itu dua hakikat yang saling mendukung,  jika didalami dan dipahami secara teliti dengan pendekatan akal dan hati yang suci. Misalnya ayat tentang masa penciptaan bumi,  satu ayat menyebutkan bumi diciptakan dalam waktu enam hari,  diayat lain dikatakan memakan waktu dua hari. Dua ayat yang seolah tak berkesesuaian ini namun sesungguhnya adalah dua hakikat yang saling mendukung.  Penjelasan lengkap terkait hal ini dapat dibaca dalam buku Ensiklopedia Mukjizat Alquran dan Hadits jilid 8.

Tulisan ini juga tidak bermaksud latah terhadap isu kontroversi bumi datar.  Terhadap polemik tersebut,  secara keyakinan dan keimanan penulis sependapat dengan pandangan Syaikh Al-Qaradhawi. Saat beliau hadir menjadi tamu khusus di muktamar Upaya Penyatuan Taqwim Hijriah baru-baru ini di Istambul.

Beliau mengatakan, “Wahai anakku. Umat Islam itu berselisih dalam segala hal. Apakah kita biarkan, umat dalam kondisi carut marut dan kita bisa bersepakat dalam masalah penentuan awal bulan Hijriah? Ini namanya main-main.  Ketika kita berhasil mengakhiri segala problematika umat, maka kita akan memiliki waktu yang cukup untuk mendiskusikan masalah penentuan awal bulan. Selain tentunya, akan lebih implementatif dan direalisasikan dalam kerja nyata, tanpa menghabiskan energi untuk hal main-main ini.” 

Terhadap teori bumi datar, kita ambil sikap pertengahan,  yaitu tidak  menolak sepenuhnya dan tidak pula membenarkan semuanya.  Sekali lagi kita hanya ingin mengambil hikmah dari peristiwa ini.

Secara pemahaman keilmupengetahuan,  penulis masih dalam pendirian yang dianut mayoritas ilmuwan selama ini yaitu bahwa bumi berbentuk bulat. Hanya saja,  menarik untuk digali,  diambil hikmah dan pelajaran (‘itibar) dari kontroversi datar ini.  Inilah sikap terbaik seorang mukmin yang mampu mengambil hikmah dari berbagai peristiwa,  gejala,  dan fenomena yang ada di sekitar,  baik di alam, lingkungan sosial,  dan lain sebagainya.  

Polemik bumi bulat atau datar sebenarnya terjadi sudah lama. Bahkan di kalangan ilmuwan muslim pun terjadi perbedaan pendapat.  Mereka yang berpendapat bahwa bumi bulat yaitu Ibnu Taimiyyah,  Ibnu Hazm,  dan Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.  Demikian juga beberapa ulama kontemporer seperti Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dan ulama lainnya.  Sedangkan beberapa ulama yang menafikan bahwa bumi itu bulat diantaranya Al-Qahthaniy Al-Andalusy dan Al-Qurthubi.

Misteri Bumi

Beberapa informasi dalam Al-Quran tentang bentuk bumi seperti apa memang tidak ada penjelasan detil.  Tidak ditemukan ayat yang menjelaskan secara detil yang kemudian mengarah pada kesimpulan bahwa bumi berbentuk bulat atau datar. Manusia hanya diminta memikirkan ciptaan-Nya. Tidak ada dalil satupun yang tegas menyatakan bahwa bumi bulat atau datar.  Setelah dicermati melihat pendalilan dua kelompok yang berbeda pendapat, maka kita dapatkan dalam satu dalil yang sama, bisa mereka gunakan untuk mendukung pendapat mereka masing-masing yang bertentangan padahal dalilnya sama,  bukan dalilnya yang seolah bertentangan.  Memang dalam Al-Quran dan Sunnah tidak didapatkan dalil yang tegas dan jelas mengenai hal ini yang menyebut dengan tegas “bumi bulat-bola” atau “bumi datar”. 

Bagaimanapun,  kontroversi bumi bulat atau datar, dengan berbagai argumentasi dan analisanya menunjukkan bahwa bumi menjadi sesuatu yang misteri, mengandung teka-teki.  Alam ini memang penuh misteri.  Jangankan alam semesta yang terdiri dari lebih 1000 milyar galaksi,  dan 1 galaksi dihuni lebih dari 100 milyar planet dan bintang.  Batok kepala kita yang kecil ini saja masih rumit dipelajari dan penuh misteri.

Contoh lain,  dua atau lebih benih yang berbeda dibenamkan ke dalam tanah.  Menggunakan tanah yang sama,  disiram dengan air yang sama,  dan diberi pupuk dan pestisida yang sama.  Menakjubkan,  tanaman-tanaman itu tumbuh dan berkembang dengan cara yang berbeda.  Bentuk akar, batang, dan daun yang beraneka.  Menghasilkan ragam jenis buah, bentuk, warna, dan berbagai rasa.  Bagi manusia semua itu mulanya misteri.  Setelah diteliti dan dipelajari lahirlah yang namanya ilmu botani, pemecah misteri.

Polemik bumi datar yang kembali mengemuka belakangan ini di media sosial menarik untuk dipelajari karena ada sisi lain yang cukup penting untuk kita persiapkan bagi anak didik kita,  terutama dalam mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan tantangan perkembangan situasi dunia ke depan.  Khususnya terkait tudingan konspirasi dari kelompok pro bumi datar.  Namun bukan soal konspirasinya,  karena  tudingan konspirasi itu bisa jadi tidak sepenuhnya benar.

Paling penting dan utama adalah bahasan dalam perspektif keterkaitan yang amat kuat antara ilmu dan akhlak sebagai basis pendidikan dan kemajuan peradaban,  demi kesejahteraan ummat manusia.  Dan juga kaitan antara misteri bumi dengan pembangunan kesadaran kepemimpinan bagi ummat Islam.  Ini penekanan yang digarisbawahi dalam tulisan ini.

Sedikit kita telisik dulu apa konspirasi yang dimaksud.  Dikatakan  bahwa ilmuwan pencetus dan pendukung teori bumi bulat telah berkoalisi dengan kepentingan bisnis.  Kepentingan segelintir orang dibumi.  Informasi ini tentu masih perlu diteliti kebenarannya.  Seandainya salah berarti selesai tidak ada masalah.  Tapi jika benar,  kelak akan terkuak  bahwa ilmu astronomi selama ini tak berdiri sendiri. 

Sekali lagi jika benar demikian adanya,  berarti tuduhan kolaborasi tingkat tinggi antara ilmuwan dan konglomerasi benar adanya.  Ini menyakitkan,  ini pelacur intelektual,  pecundang nilai-nilai hakiki.  Karena hanya demi 1% manusia yang sudah dan akan menguasai 99% sumberdaya bumi ilmuwan rela menggadaikan intelektualitasnya. Semoga tidak demikian adanya.

Tapi, para pendukung dan penyebar video bumi datar juga masih perlu ditelusuri dan diteliti kebenarannya.  Karena, bisa jadi hanya sekedar sensasi.  Menunggangi kemajuan teknologi dan informasi.  Karena jika kemudian diketahui bahwa sesungguhnya ini teori yang lemah secara ilmu pengetahuan, tapi kemudian dimunculkan lagi,   dibesar-besarkan,  disebarluaskan kemana-mana dengan maksud dan tujuan yang tidak jelas.  Yang sebenarnya hanya mengalihkan berbagai persoalan bangsa dan negara yang lebih prioritas untuk dicarikan solusinya.  Hanya mengisi ruang ilusi dalam alam bawah sadar masyarakat.  Jika ini maksud dan tujuannya.  Sama saja, ini juga termasuk kelompok pecundang.  Intelektualitas yang tak berintegritas. 

Pro bumi datar,  konon sudah didukung pula oleh profesor atau ilmuwan universitas terkemuka masa kini.  Jika ini terus berlanjut,  yang jika kemudian ditemukan fakta-fakta baru yang memperkuat teori tersebut.  Ini akan jadi viral  secara masif dan akan mengeskalasi.  Dan jika kemudian suatu saat sampai pada titik polarisasi dua kubu yang seimbang.  Situasi ini mungkin saja bisa terjadi ditengah derasnya kemajuan teknologi dan arus informasi yang tak terkendali,  karena jangankan sebuah teori yang didukung oleh para ilmuwan,  tentang pemahaman dan virus LGBT saja begitu  mudahnya menggelinding secara masif. 

Maka akan muncul kekhawatiran baru.  Situasi akan semakin pelik rumit,  dan mungkin chaos.  Khususnya kerumitan dalam dunia pendidikan.  Teori mana yang akan diajarkan?  Teori bumi bulat atau bumi datar? Saat ini, secara ilmu pengetahuan, tetap kita berpegang pada teori yang berlaku selama ini yaitu bumi bulat. 

Hikmah Dibalik Kontroversi

Adanya kontroversi bumi datar tak perlu pula kita panik,  linglung,  dan galau.  Bukan saja, karena sejak dulu juga para ilmuwan muslim juga sudah berbeda pendapat,  tapi sebagai orang yang beriman, kita semestinya memiliki hati yang tenang dan khusyu. 

Sikap terbaik adalah mengambil hikmah dari peristiwa tersebut,  yaitu:

PERTAMA, Subhanallah,  misteri bumi menunjukkan keagungan dan kebesaran Allah SWT.  Semakin kita takjub dengan kekuasaan Allah.  Betapa manusia dengan akal dan ilmunya belum mampu mengungkap hakikat alam sesungguhnya. Betapa lemahnya manusia.  Betapa kecil dan tak berdayanya manusia.  Semakin tunduk, takut, dan taat kita kepada Allah azza wajalla.
       
KEDUA, pengetahuan, pemahaman, dan pendalaman kita terhadap Al-Quran harus semakin baik dan benar.  Misteri bumi semakin menyadarkan dan menantang kita untuk dekat dan menyelami makna pesan-pesan Al Qur'an.  Meraih berbagai hikmah, pemahaman, dan pelajaran darinya.  Menemukan hikmah,  pemahaman,  dan ilmu pengetahuan yang mampu mensinergikan secara valid dan akurat antara ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat kauliyah.  Sudah barang tentu  siapa yang kembali kepada Alquran tidak akan tersesat.

KETIGA, pentingnya membangun kesadaran bahwa ilmu dan akhlak adalah pondasi.  Pondasi kemajuan zaman dan peradaban.  Akhlak adalah landasan utama secara spiritual.  Dan ilmu landasan utama secara materi.  Keduanya adalah pilar yang harus dibangun secara bersamaan.  Dengan ilmu hilanglah kebodohan,  sirnalah kemiskinan,  dan tiada kesengsaraan. 

Dengan akhlak tak ada ilmuwan yang memihak dan tak ada ilmuwan yang menipu.  Tak memihak dan menguntungkan kelompok tertentu.

Keilmuan tanpa akhlak,  bom atom meledak.  Nagasaki Hirosima hancur retak.  Tragedi 911, WTC berderak dan luluh lantak.  Keilmuan tanpa akhlak,  sebagaimana yang terjadi saat ini jika benar tudingan terhadap pro bumi bulat yaitu,  dominasi dan konglomerasi penguasaan sumberdaya bumi oleh segelintir orang.  Dimana 1% orang dengan kekayaan melimpah ruah tak terbatas,  sementara  99% penduduk bumi miskin, papa, dan tak berdaya selamanya.

Implikasi lain keilmuan tanpa akhlak,  negara hancur bangsapun rusak.  Pejabat tinggi dan profesor yang korupsi,  doktor yang kolusi,  dan aparat tingkat tinggi yang berkolaborasi dengan mafia menyuburkan peredaran gelap narkoba.  Tersebar kejahatan kemanusiaan dalam berbagai bentuknya,  termasuk kekacauan demokrasi,  malpraktek (disengaja) didunia medis,  manipulasi informasi astronomi,  dan lain sebagainya.  Kesejahteraan ummat manusia hanya tinggal mimpi.  Intinya,  keilmuan tanpa akhlak melahirkan kerumitan dan kekacauan baru. 

Namun,  diantara ilmuwan barat yang rasional,  lurus lagi penuh kejujuran.  Biasanya kembali ke fitrah dengan hidayah Allah,  mengakui kebenaran Quran,  dan masuk Islam. 

KEEMPAT, ilmu pengetahuan belum final.  Berbagai teori masih terus berkembang.  Akal manusia belum mampu menyingkap banyak tabir.  Inilah tantangan ke depan.  Tantangan bagi ummat Islam dan bagi lembaga pendidikan Islam untuk menghadirkan generasi yang mumpuni menguasai berbagai ilmu pengetahuan,  khususnya ilmu astronomi dengan mahir. 

Bisa jadi,  sedikit celah ketidaksempurnaan teori astronomi selama ini menjadi pemicu munculnya kontroversi.  Ini harus dipecahkan oleh generasi santri sebagai generasi harapan.  Generasi yang kuat ilmunya lagi berbudi pekerti.  Generasi ilmuwan yang berbicara dengan data dan fakta sebenarnya dan didukung ayat-ayat qauliyah,  tak memihak siapapun  kecuali pada kebenaran,  kemuliaan, dan kejayaan ummat. Mengungkap tabir sebenarnya,  menyibak misteri bumi,  dan misteri alam semesta yang sangat luas ini.

Dalam konteks ini lembaga pendidikan Islam memiliki tanggung jawab utama dalam melahirkan generasi (ilmuwan) seperti diatas.  Mengapa?  Karena generasi santri sangat memungkinkan untuk menguasai ilmu duniawi dan ukhrawi.  Ilmuwan yang agamawan,  dan agamawan yang ilmuwan.  Yang akan menghapus kontroversi,  melenyapkan kerumitan dan kekacauan,  dan mewujudkan kesejahteraan ummat manusia.

Generasi santri sangat mungkin dan mampu memecahkan misteri ini.  Dengan teori dan argumentasi yang lebih kuat,  lebih akurat,  dan validasi yang tepat.  Karena mereka dekat dengan Al Quran.  Sehari-hari bersama Al-Quran,  menyelami,  memahami,  dan meneliti.  Karena ayat-ayat Quran tak pernah dan tak akan pernah bertentangan ayat-ayat kauniyah yang bertebaran di alam semesta ini

KELIMA,  polemik teori bumi bulat atau datar, suatu saat kelak jika sampai pada situasi rumit dan kemudian memunculkan satu pertanyaan: siapa yang berkompeten menelusuri dan meneliti itu semua? Lembaga pemerintahkah? Rawan intervensi kepentingan politik rezim berkuasa.  Lembaga swasta? Yang mana? Yang berafiliasi ke NASA? Sulit juga dipercaya. 

Dalam konteks inilah pentingnya lembaga pendidikan Islam memiliki visi kependidikan dan kepemimpinan yang melahirkan para alumni yang bisa menjawab tantangan zaman ke depan,  menghadirkan sosok kepemimpinan nasional yang mumpuni,  yang layak dipercaya,  diakui keilmuan dan keimanannya,  dan bersikap adil dan bijaksana.  Juga secara internasional sangat penting hadirnya satu kepemimpinan Islam di dunia saat ini.  Yang akan memberikan arah, lisensi, dan orientasi ilmu pengetahuan dan kebenaran hakiki.  Sebagai rujukan ummat Islam sedunia. 

Generasi santri yang akan kita hadirkan adalah para santri yang mampu berargumen dengan kekuatan ilmunya, berjalan ditengah manusia dengan akhlakul karimah,  dan menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain seluas-luasnya dengan ilmu dan akhlak Islaminya.  Itulah karakter dan kepribadian yang tercermin sebagai“Pemimpin Yang Sholeh dan Pengusaha Yang Dermawan”.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Comment Info :
1. pilih emoticon untuk menggunakan emoticon
2. Pilih conversion untuk mengkonversi code
2. Gunakan url gambar jika ingin menggunakan gambar dalam comment.
ConversionConversion EmoticonEmoticon