Puisi - Jelang 4 November 2016

Puisi - Jelang 4 November 2016

By : Iko Musmulyadi
Jelang 4 November 2016
.
KU INGIN SYAHID DI JALANMU
.
Jika tiba waktuku...
Sholatku
Puasaku
Shodaqoh dan infakku
Dan seluruh amal ibadahku yang seujung kuku itu
Rasa tak cukup memenuhi bekalku menghadap-Mu ya Allah...
.
Jika tiba waktuku...
Keikhlasanku
Kesabaranku
Kesyukuranku
Ketawakalanku
Dan seluruh amalan hatiku yang hanya sedikit menghiasi catatan lembaran amal baik itu
Rasa tak mungkin sampai keharibaan-Mu ya Ilahi Rabbi...
.
Jika tiba waktuku...
Ma'rifatku
Mu'ahadahku
Mujahadahku
Muhasabahku
Mahabbahku
Dan orientasi hidupku pada-Mu yang tak terpenuhi dalam keseluruhan usia hidupku
Rasa tak mampu meraih rahmat dan kasih sayang-Mu yaa Rahman yaa Rahiim..
.
Jika tiba waktuku...
Ilmuku
Ketaatanku
Ketaqwaanku
Dakwahku
Tadhiyahku
Dan seluruh amal jihadku yang secuil itu
Rasa tak mampu menggapai ridho dan ampunan-Mu yaa Ghofur...
.
Sebelum tiba waktuku...
Maafkan aku wahai ayah bunda..., anakmu yang belum sepenuhnya mencintai, menghormati, menyantuni, mendoakan, dan membalas semua jerih payah dan jasa baikmu
.
Maafkan aku wahai istriku..., yang belum mampu membahagiakan, tak sedikit menyakiti, mengecewakan, menyinggung perasaan, dan menzholimimu
.
Maafkan aku wahai anak-anakku..., yang selama ini ayahmu belum banyak mencurahkan kasih sayang, belum sekuatnya menanamkan aqidah dan keimanan, abai dalam mengajari prinsip-prinsip ke-Islam-an, dan juga belum mampu memenuhi semua kebutuhan hidupmu
.
Maafkan aku wahai kerabat, sahabat, dan sobat..., saudaramu yang banyak salah dan dosa, selama ini lalai dalam muamalah dan belum sungguh-sungguh menunaikan hak-hak ukhuwwah
.
Maafkan aku wahai santri-santriku..., aku pendidik yang tak pandai, lalai memberi tauladan, tak maksimal mengajari, mendidik, membimbing, dan mengantarkan menuju sukses dunia akhiratmu
.
Maafkan aku wahai ustadzi dan ihkwah fillah..., diri yang hina dan kotor ini belum totalitas berkontribusi dalam dakwah dan jihad bersamamu
.
Maafkan aku wahai semua orang yang mendengar, melihat, membaca, dan menyaksikan seruan ini, yang pernah terambil hak-haknya, tersakiti dan terzholimi dengan lisan dan tindakanku, sedikit maupun banyak, sengaja maupun tidak sengaja. Mohon keikhlasan dan keridhoan antum semua, sebelum tiba giliranku menghadap Rabbku.
.
Jika tiba waktuku..
Sebelum lidah kelu
Membisu
Pikiran buntu
Rasa membeku
Raga terbujur kaku
Kuingin kau disampingku
Menemaniku
Menghiburku
Memberi kabar bahagia
Menghadirkan bayang-bayang surga
Menguatkan asa
Meyakini Yang Maha Esa
Mengusir syaithon durjana yang terus menggoda
Hingga jiwa tak hampa
Ku ingin syahid di jalan-Mu yaa Rabb
.
Mengiringi pejaman mata
Serta akhir kata-kata
Ku ingin tetap bersamamu
Bersamamu...
Kalimat-kalimat suci-Mu yang mulia itu
Laa ilaha illallah Muhammadur Rasulullah
Ku ingin syahid di jalan-Mu yaa Ilahi...
.
Yaa Rabb...
Engkau Maha Pengampun, meski Kau ampuni aku dan Kau terima semua amal ibadahku, tetap diri yang kotor ini rasa tak layak mencicipi surga-Mu...
.
Sungguh, amalanku yang tak seberapa ini tak mungkin menjadi penolongku
.
Namun, hamba juga takut gelegak neraka-Mu, karena itu ya Allah... izinkan hamba masuk ke dalam jannah-Mu melalui karunia rahmat dan kasih sayang-Mu..
.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ﴿٢٧﴾ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ﴿٢٨﴾ فَادْخُلِي فِي عِبَادِي ﴿٢٩﴾ وَادْخُلِي جَنَّتِي ﴿٣٠﴾
“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”
(QS al-Fajr [89]: 27-30).
.
Al-Faqir ilaa Rabbihi
IM di IM
Puisi Kehidupan- Bukanlah Kenikmatan

Puisi Kehidupan- Bukanlah Kenikmatan

Puisi Kehidupan - Bukanlah kenikmatan...

Harta yg banyak berlimpah
Kedudukan dan jabatan mentereng
Rumah mewah megah berfasilitas lengkap
Kendaraan kinclong terbaik dan keluaran terbaru
Popularitas tersohor di seantero negeri
Traveling dalam dan luar negeri
Istri cantik manis rupawan
Anak-anak  ceria dipandang mata

Kecuali, dengan semuanya itu...

Semakin bertambah-tambah ketaataan kita kepada Allah

Semakin bertambah-tambah  semangat dawah dan jihad kita membela agama Allah

Itulah kenikmatan hakiki
Puisi Kehidupan - Taubat

Puisi Kehidupan - Taubat

Puisi Kehidupan - Taubat

By : Iko Musmulyadi

Taubat itu...
Ketundukan hati
Mengakui hati yang mati suri, jauh dari bimbingan Ilahi, sunyi sepi dari bisikan nurani, dan lebih mengikuti bisikan syaithoni
Sebuah kesadaran mendalam tentang hati yang mati, diiringi dengan memunculkan tekad yang kuat tuk menguatkan, menata, memperbaiki, dan menghidupkan hati
Sudahkah...???

Taubat itu...
Menundukkan kepala
Menyungkurkan kepala dalam sajadah basah uraian air mata, terisak kata mengakui dosa mengharap ampunan dan ridho-Nya
Sudahkah...???

Taubat itu...
Kebahagiaan jiwa
Bahagia yg tumbuh dari jiwa yang nyata, bahagia tiada terkira tatkala meninggalkan dosa, dan bahagia berbunga-bunga penuh harap kan berjumpa Rabbnya
Sudahkah...???

Taubat itu...
Tetesan air mata
Air mata yang meleleh mengingat segala kesalahan dan dosa, air mata yang menitik menyesali diri karena usia terbuang sia-sia, mata yang sembab tak kuasa menangisi raga yang tak terjaga
Sudahkah...???

Taubat itu...
Senyuman manis
Senyuman manis dari wajah-wajah bahagia akan nikmat dan karunia Allah swt yangg telah menetapkan dirinya sebagai orang yang selalui memperbaharui taubat, senyuman manis perpisahan dengan dosa-dosa yang dulu dilakukannya, lambaian dan senyuman manis menjauhi nafsu syaithoni
Sudahkah...???


"At Taa-ib minadz dzanbi kaman laa dzanba lahu",  sungguh orang yang bertaubat dari dosa sama dengan orang yang tidak mempunyai dosa
Begitu kata Nabi...